بسم الله الرحمن
الرحيم
Antara
zikir rasulullah saw yang dibaca pada setiap pagi dan petang ialah sayyid
al-istighfar (penghulu istighfar) yang dijanjikan dengan syurga kepada sesiapa
yang membacanya lalu dia meninggal pada hari itu sama ada pagi atau petang
sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.
LAFAZ SAYYID AL-ISTIGHFAR
:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى لا
إِلَهَ إِلا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوءُ لَكَ
بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ ،وَأَبُوءُ بِذَنْبِى ، فَاغْفِرْ لِى ، فَإِنَّهُ لا
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ ،Maksudnya :
Ya Allah, Engkaulah Rabbku tiada tuhan yang layak disembah
melainkan Engkau. Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hambaMu. Dan aku
tetap di atas perjanjian dan taatsetia terhadapMu dengan segala kemampuanku. Aku
berlindung denganMu daripada kejahatan yang aku lakukan. Aku mengakui segala
nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosa yang aku lakukan, oleh itu ampunilah
dosaku. Sesungguhnya tiada yang dapat mengampunkan dosa melainkan
Engkau.
WAKTU DIBACA :
Selepas subuh dan selepas
asar.
KELEBIHAN
SESIAPA YANG MENGAMALKANYA :
مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ ،
قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ
اللَّيْلِ ، وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ
أَهْلِ الْجَنَّةِ )
Sesiapa yang
mengucapkannya pada siang hari ( pagi) dengan penuh keyakinan dengannya lalu dia
meninggal dunia pada hari tersebut sebelum petang maka dia dari kalangan ahli
syurga. Dan sesiapa yang mengucapkannya pada waktu malam ( petang ) dengan penuh
keyakinan dengannya lalu dia meninggal dunia maka dia dari kalangan ahli
syurga. ( riwayat Imam al-Bukhari ).
Alangkah ruginya kita,
jka amalan yang amat mudah tapi dijanjikan dengan syurga pun masih kita tidak
amalkan. Semoga Allah memberi kekuatan agar kita mampu mengamalkannya. -
halaqah
(diambil dr group pak belang/29.01.12/6.43pm)
Amalkanlh cara hidup yg seimbang baik dunia maupn akhirat. Seandainya hidupnya bpegang pd Al-Quran & sunnah, itu adalah sebaiknya, InsyaAllah. Setiap manusia sama saja disisi Allah tetapi yg mbezakan manusia itu ialah iman & taqwanya dan untuk mdapatkn iman dan taqwa yg sejati memerlukan ilmu yg bermanfaat. iLmu Allah terlalu meluas, carilah ilmu yg mdapat redha dri Allah. iSiLah hAtImu dGn amalan,selagi nyawa dikandung badan. "DUNIA adalah PENTAS,AKHIRAT tmPt Yg sEbeNaR"
Tuesday, 31 January 2012
Saturday, 21 January 2012
10 Perkara melindungi rumah anda daripada gangguan syaitan
Rumah yang tidak dimasuki syaitan:
1- Penghuninya saling bermaaf-maafan antara satu sama lain.
2- Rumah yang sentiasa berada dalam keadaan bersih dan berzikir kepada Allah SWT.
3- Penghuninya sentiasa menjauhkan diri daripada melakukan perbuatan tercela.
4- Penghuninya sentiasa merendah diri kepada Allah SWT.
5- Penghuninya tidak melakukan perbuatan haram.
6- Penghuninya terdiri daripada pasangan yang Soleh dan Solehah.
7- Penghuninya sentiasa berbakti kepada kedua ibu bapa.
8- Penghuninya sentiasa sujud dan rukuk kepada Allah SWT.
9- Penghuninya sentiasa menghubung Silatul Rahim.
10- Penghuninya sentiasa menjaga hak-hak dan kewajipan terhadap Allah SWT.
Kitab Hindari Tipu Daya Syaitan. M/S : 19.
Rujukan Gambar, Rumah Rasulullah SAW:
http://alblabl.blogspot.com/2010/07/blog-post_8582.html
Wednesday, 18 January 2012
5 Solat Sunnah yang boleh dijadikan rutin seharian kita sbg umat islam
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Amalan yang terbaik adalah yang ajeg (kontinu) walau jumlahnya sedikit. Begitu pula dalam shalat sunnah, beberapa di antaranya bisa kita jaga rutin karena itulah yang dicintai oleh Allah. Apa saja amalan shalat sunnah tersebut? Berikut kami sebutkan keutamaannya, semoga membuat kita semangat untuk menjaga dan merutinkannya.
Pertama: Shalat Sunnah Rawatib
Mengenai keutamaan shalat sunnah rawatib diterangkan dalam hadits berikut ini. Ummu Habibah berkata bahwa ia mendengar Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib) sehari semalam, akan dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Muslim no. 728)
Dalam riwayat At Tirmidzi sama dari Ummu Habibah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ
الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ
“Barangsiapa sehari semalam mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib), akan dibangunkan baginya rumah di surga, yaitu: 4 raka’at sebelum Zhuhur, 2 raka’at setelah Zhuhur, 2 raka’at setelah Maghrib, 2 raka’at setelah ‘Isya dan 2 raka’at sebelum Shubuh.” (HR. Tirmidzi no. 415 dan An Nasai no. 1794, kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih).
Yang lebih utama dari shalat rawatib adalah shalat sunnah fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh). ‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725)
Juga dalam hadits ‘Aisyah yang lainnya, beliau berkata,
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِأخرجه الشيخان
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan satu pun shalat sunnah yang kontinuitasnya (kesinambungannya) melebihi dua rakaat (shalat rawatib) Shubuh.” (HR. Bukhari no. 1169 dan Muslim no. 724)
Kedua: Shalat Tahajud (Shalat Malam)
Allah Ta'ala berfirman,
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ” (QS. Az Zumar: 9). Yang dimaksud qunut dalam ayat ini bukan hanya berdiri, namun juga disertai dengan khusu' (Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 12: 115). Salah satu maksud ayat ini,
“Apakah sama antara orang yang berdiri untuk beribadah (di waktu malam) dengan orang yang tidak demikian?!” (Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 7/166). Jawabannya, tentu saja tidak sama.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
“Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ” (Lihat Al Irwa' no. 452. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata, "Shalat hamba di tengah malam akan menghapuskan dosa." Lalu beliau membacakan firman Allah Ta'ala,
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, ..." (HR. Imam Ahmad dalam Al Fathur Robbani 18/231. Bab
"تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ ")
'Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhu berkata, "Satu raka'at shalat malam itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari." (Disebutkan oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma'arif 42 dan As Safarini dalam Ghodzaul Albaab 2: 498)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Barangsiapa yang shalat malam sebanyak dua raka'at maka ia dianggap telah bermalam karena Allah Ta'ala dengan sujud dan berdiri." (Disebutkan oleh An Nawawi dalam At Tibyan 95)
Ada yang berkata pada Al Hasan Al Bashri , "Begitu menakjubkan orang yang shalat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya." Al Hasan berkata, "Karena mereka selalu bersendirian dengan Ar Rahman -Allah Ta'ala-. Jadinya Allah memberikan di antara cahaya-Nya pada mereka."
Abu Sulaiman Ad Darini berkata, "Orang yang rajin shalat malam di waktu malam, mereka akan merasakan kenikmatan lebih dari orang yang begitu girang dengan hiburan yang mereka nikmati. Seandainya bukan karena nikmatnya waktu malam tersebut, aku tidak senang hidup lama di dunia." (Lihat Al Lathoif 47 dan Ghodzaul Albaab 2: 504)
Imam Ahmad berkata, "Tidak ada shalat yang lebih utama dari shalat lima waktu (shalat maktubah) selain shalat malam." (Lihat Al Mughni 2/135 dan Hasyiyah Ibnu Qosim 2/219)
Tsabit Al Banani berkata, "Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu." (Lihat Lathoif Al Ma'arif 46). Jadi total beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa mengerjakannya.
Ada yang berkata pada Ibnu Mas'ud, "Kami tidaklah sanggup mengerjakan shalat malam." Beliau lantas menjawab, "Yang membuat kalian sulit karena dosa yang kalian perbuat." (Ghodzaul Albaab, 2/504)
Lukman berkata pada anaknya, "Wahai anakku, jangan sampai suara ayam berkokok mengalahkan kalian. Suara ayam tersebut sebenarnya ingin menyeru kalian untuk bangun di waktu sahur, namun sayangnya kalian lebih senang terlelap tidur." (Al Jaami' li Ahkamil Qur'an 1726)
Ketiga: Shalat Witir
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً
“Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
Keempat: Shalat Dhuha
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim no. 720)
Padahal persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
“Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian.” (HR. Muslim no. 1007)
Hadits ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat Dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits berikut,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ »
“Dari Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at.” (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirohi)
Imam Nawawi mengatakan, “Hadits dari Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at.” (Syarh Shahih Muslim, 5: 234)
Asy Syaukani mengatakan, “Hadits Abu Dzar dan hadits Buraidah menunjukkan keutamaan yang luar biasa dan kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yang menunjukkan semakin disyari’atkannya shalat tersebut. Dua raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang demikian, sudah sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin dan terus menerus.” (Nailul Author, 3: 77)
Kelima: Shalat Isyroq
Shalat isyroq termasuk bagian dari shalat Dhuha yang dikerjakan di awal waktu. Waktunya dimulai dari matahari setinggi tombak (15 menit setelah matahari terbit) setelah sebelumnya berdiam diri di masjid selepas shalat Shubuh berjama’ah. Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama'ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR. Thobroni. Syaikh Al Albani dalam Shahih Targhib 469 mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirihi/ shahih dilihat dari jalur lainnya)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
- Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna -
http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/3671--5-shalat-sunnah-yang-bisa-dirutinkan.html
Amalan yang terbaik adalah yang ajeg (kontinu) walau jumlahnya sedikit. Begitu pula dalam shalat sunnah, beberapa di antaranya bisa kita jaga rutin karena itulah yang dicintai oleh Allah. Apa saja amalan shalat sunnah tersebut? Berikut kami sebutkan keutamaannya, semoga membuat kita semangat untuk menjaga dan merutinkannya.
Pertama: Shalat Sunnah Rawatib
Mengenai keutamaan shalat sunnah rawatib diterangkan dalam hadits berikut ini. Ummu Habibah berkata bahwa ia mendengar Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib) sehari semalam, akan dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Muslim no. 728)
Dalam riwayat At Tirmidzi sama dari Ummu Habibah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ
الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ
“Barangsiapa sehari semalam mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib), akan dibangunkan baginya rumah di surga, yaitu: 4 raka’at sebelum Zhuhur, 2 raka’at setelah Zhuhur, 2 raka’at setelah Maghrib, 2 raka’at setelah ‘Isya dan 2 raka’at sebelum Shubuh.” (HR. Tirmidzi no. 415 dan An Nasai no. 1794, kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih).
Yang lebih utama dari shalat rawatib adalah shalat sunnah fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh). ‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725)
Juga dalam hadits ‘Aisyah yang lainnya, beliau berkata,
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِأخرجه الشيخان
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan satu pun shalat sunnah yang kontinuitasnya (kesinambungannya) melebihi dua rakaat (shalat rawatib) Shubuh.” (HR. Bukhari no. 1169 dan Muslim no. 724)
Kedua: Shalat Tahajud (Shalat Malam)
Allah Ta'ala berfirman,
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ” (QS. Az Zumar: 9). Yang dimaksud qunut dalam ayat ini bukan hanya berdiri, namun juga disertai dengan khusu' (Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 12: 115). Salah satu maksud ayat ini,
“Apakah sama antara orang yang berdiri untuk beribadah (di waktu malam) dengan orang yang tidak demikian?!” (Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 7/166). Jawabannya, tentu saja tidak sama.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
“Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ” (Lihat Al Irwa' no. 452. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata, "Shalat hamba di tengah malam akan menghapuskan dosa." Lalu beliau membacakan firman Allah Ta'ala,
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, ..." (HR. Imam Ahmad dalam Al Fathur Robbani 18/231. Bab
"تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ ")
'Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhu berkata, "Satu raka'at shalat malam itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari." (Disebutkan oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma'arif 42 dan As Safarini dalam Ghodzaul Albaab 2: 498)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Barangsiapa yang shalat malam sebanyak dua raka'at maka ia dianggap telah bermalam karena Allah Ta'ala dengan sujud dan berdiri." (Disebutkan oleh An Nawawi dalam At Tibyan 95)
Ada yang berkata pada Al Hasan Al Bashri , "Begitu menakjubkan orang yang shalat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya." Al Hasan berkata, "Karena mereka selalu bersendirian dengan Ar Rahman -Allah Ta'ala-. Jadinya Allah memberikan di antara cahaya-Nya pada mereka."
Abu Sulaiman Ad Darini berkata, "Orang yang rajin shalat malam di waktu malam, mereka akan merasakan kenikmatan lebih dari orang yang begitu girang dengan hiburan yang mereka nikmati. Seandainya bukan karena nikmatnya waktu malam tersebut, aku tidak senang hidup lama di dunia." (Lihat Al Lathoif 47 dan Ghodzaul Albaab 2: 504)
Imam Ahmad berkata, "Tidak ada shalat yang lebih utama dari shalat lima waktu (shalat maktubah) selain shalat malam." (Lihat Al Mughni 2/135 dan Hasyiyah Ibnu Qosim 2/219)
Tsabit Al Banani berkata, "Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu." (Lihat Lathoif Al Ma'arif 46). Jadi total beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa mengerjakannya.
Ada yang berkata pada Ibnu Mas'ud, "Kami tidaklah sanggup mengerjakan shalat malam." Beliau lantas menjawab, "Yang membuat kalian sulit karena dosa yang kalian perbuat." (Ghodzaul Albaab, 2/504)
Lukman berkata pada anaknya, "Wahai anakku, jangan sampai suara ayam berkokok mengalahkan kalian. Suara ayam tersebut sebenarnya ingin menyeru kalian untuk bangun di waktu sahur, namun sayangnya kalian lebih senang terlelap tidur." (Al Jaami' li Ahkamil Qur'an 1726)
Ketiga: Shalat Witir
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً
“Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
Keempat: Shalat Dhuha
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim no. 720)
Padahal persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
“Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian.” (HR. Muslim no. 1007)
Hadits ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat Dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits berikut,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ »
“Dari Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at.” (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirohi)
Imam Nawawi mengatakan, “Hadits dari Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at.” (Syarh Shahih Muslim, 5: 234)
Asy Syaukani mengatakan, “Hadits Abu Dzar dan hadits Buraidah menunjukkan keutamaan yang luar biasa dan kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yang menunjukkan semakin disyari’atkannya shalat tersebut. Dua raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang demikian, sudah sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin dan terus menerus.” (Nailul Author, 3: 77)
Kelima: Shalat Isyroq
Shalat isyroq termasuk bagian dari shalat Dhuha yang dikerjakan di awal waktu. Waktunya dimulai dari matahari setinggi tombak (15 menit setelah matahari terbit) setelah sebelumnya berdiam diri di masjid selepas shalat Shubuh berjama’ah. Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama'ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR. Thobroni. Syaikh Al Albani dalam Shahih Targhib 469 mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirihi/ shahih dilihat dari jalur lainnya)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama'ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
- Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna -
http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/3671--5-shalat-sunnah-yang-bisa-dirutinkan.html
Segalanya tentang SIHIR - Ustazah Dato' Dr Fatima Zahra
Segalanya tentang SIHIR - Ustazah Dato’ Dr Fatima Zahra
Ni nota yang sempat dicatatkan dari kelas Ustazah Dr Fatma El-Zahra. Beliau bercakap mengenai sihir. Sambungan dari kelas beliau sebelum ini.
Dr. Fatma amanahkan anak murid dia untuk sampaikan kepada kaum keluarga dan sahabat handai. So, I want to share this knowledge to you all, since kita pun terdedah dengan perbuatan sihir ni everyday.
Sihir ni perbuatan jin dan syaitan, dan daripada manusia yang mahu merosakkan orang lain sbb dengki, sakit hati, cemburu etc. Manusia ni pegi kat tukang sihir or what we know as bomoh or pawang. Tukang sihir ni guna khidmat jin dan syaitan provided that tukang sihir ni buat sesuatu balik untuk jin/syaitan ni. Contohnya, jin/syaitan ni suruh tukang sihir ni kencing pada Al_Quran, baru dia mahu berkhidmat dengan tukang sihir ni.
Bagaimana kita nak tahu orang yang kita ‘minta tolong’ tu adalah tukang sihir?
1. Bomoh ni akan minta things like gambar, songkok, kain pelikat/kain batik, asam limau, telur, and also your birthdate.
2. Bomoh ni akan minta binatang ‘pelik’ like ayam hitam ke, kambing putih ke etc
3. They read Quran in a funny way, very fast and unclear. Sebenarnya mereka mencampuradukkan/ menterbalikkan ayat-ayat Al-Quran dan masukkan nama jin/syaitan di antara ayat-ayat yang dibaca tu.
4. They are dirty, kuku kotor, pakaian bau busuk. Do not reflect as orang yang mengamalkan Islam. Akibat orang cari tukang sihir - telah kufur kepada Rasulullah. Sbb cara ini menunjukkan you be! lieve there are people who knows ghaib and that is HARAM! Even Rasulullah has said that cuma Allah saja yang tahu tentang ilmu ghaib, not even him yang ada ilmu tu.
Bagaimana kita tahu kena sihir?
1. Cannot sleep at night
2. Suka ketawa sendiri
3. Tak suka mandi
4. Suka makan banyak. Actually makan for two - sendiri + jin!!
5. Suka duduk dalam bilik air lama-lama.
6. Able to speak in different language secara tiba-tiba!
1. Ambil 7 helai daun bidara (daun ini diguna buat mandi mayat- jin takut daun bidara!), dan ditumbuk atau digiling is most prefered. It is a symbolic action to hancurkan perbuatan jin. Sambil giling daun-daun bidara ini, baca:
Ayatul Kursi
Al-Kafirun ( Qulya ayyuhal kafiruun..)
Qul ~ Ahad
Qul ~ Falaq
Qul ~ Naas
Surah Yunus ayat 81
Surah A’Raf ayat 120-121
Ni nota yang sempat dicatatkan dari kelas Ustazah Dr Fatma El-Zahra. Beliau bercakap mengenai sihir. Sambungan dari kelas beliau sebelum ini.
Dr. Fatma amanahkan anak murid dia untuk sampaikan kepada kaum keluarga dan sahabat handai. So, I want to share this knowledge to you all, since kita pun terdedah dengan perbuatan sihir ni everyday.
Sihir ni perbuatan jin dan syaitan, dan daripada manusia yang mahu merosakkan orang lain sbb dengki, sakit hati, cemburu etc. Manusia ni pegi kat tukang sihir or what we know as bomoh or pawang. Tukang sihir ni guna khidmat jin dan syaitan provided that tukang sihir ni buat sesuatu balik untuk jin/syaitan ni. Contohnya, jin/syaitan ni suruh tukang sihir ni kencing pada Al_Quran, baru dia mahu berkhidmat dengan tukang sihir ni.
Bagaimana kita nak tahu orang yang kita ‘minta tolong’ tu adalah tukang sihir?
1. Bomoh ni akan minta things like gambar, songkok, kain pelikat/kain batik, asam limau, telur, and also your birthdate.
2. Bomoh ni akan minta binatang ‘pelik’ like ayam hitam ke, kambing putih ke etc
3. They read Quran in a funny way, very fast and unclear. Sebenarnya mereka mencampuradukkan/ menterbalikkan ayat-ayat Al-Quran dan masukkan nama jin/syaitan di antara ayat-ayat yang dibaca tu.
4. They are dirty, kuku kotor, pakaian bau busuk. Do not reflect as orang yang mengamalkan Islam. Akibat orang cari tukang sihir - telah kufur kepada Rasulullah. Sbb cara ini menunjukkan you be! lieve there are people who knows ghaib and that is HARAM! Even Rasulullah has said that cuma Allah saja yang tahu tentang ilmu ghaib, not even him yang ada ilmu tu.
Bagaimana kita tahu kena sihir?
1. Cannot sleep at night
2. Suka ketawa sendiri
3. Tak suka mandi
4. Suka makan banyak. Actually makan for two - sendiri + jin!!
5. Suka duduk dalam bilik air lama-lama.
6. Able to speak in different language secara tiba-tiba!
Bagaimana Hendak Mencegah Sihir?
1. Bacalah 3x selepas solat subuh dan 3x selepas maghrib - read loudly,
not in heart!
“Maasyaa Allahukaana wamaalam yasyaklam yakun Walaa haulawala quwata illabillahi ‘aliiyil ‘azhiim”
Maksudnya: Apa yang Tuhan kehendaki akan berlaku. Apa yang Tuhan tidak restui tidak akan berlaku. Tidak ada upaya mel ain kan kehendak Allah.
Bacalah secara lafaz, jangan baca di hati
Agar jin/syaitan lari dari rumah kita. Imagine rumah yang tiada syaitan dan jin, tiada perasaan marah, takdelah asyik nak gaduh sesama ahli keluarga betul tak? Sometimes when you have a bad fall, or when your kids suddenly fall, don’t just laugh it off. Cepat -cepat baca 3 Qul dan ayat di atas dan gosok badan. Jin tak akan masuk dalam badan.
“Maasyaa Allahukaana wamaalam yasyaklam yakun Walaa haulawala quwata illabillahi ‘aliiyil ‘azhiim”
Maksudnya: Apa yang Tuhan kehendaki akan berlaku. Apa yang Tuhan tidak restui tidak akan berlaku. Tidak ada upaya mel ain kan kehendak Allah.
Bacalah secara lafaz, jangan baca di hati
Agar jin/syaitan lari dari rumah kita. Imagine rumah yang tiada syaitan dan jin, tiada perasaan marah, takdelah asyik nak gaduh sesama ahli keluarga betul tak? Sometimes when you have a bad fall, or when your kids suddenly fall, don’t just laugh it off. Cepat -cepat baca 3 Qul dan ayat di atas dan gosok badan. Jin tak akan masuk dalam badan.
2. Turut perintah Allah.
Antaranya: Mandi hadas besar as soon as haid kering. Do not wait after 1 day baru nak mandi hadas. Sometimes kita suka melengahkan mandi hadas ni. Same goes to junub. Kita dikelilingi syaitan! Don’t prepare breakfast dalam keadaan junub! Bahaya!
Antaranya: Mandi hadas besar as soon as haid kering. Do not wait after 1 day baru nak mandi hadas. Sometimes kita suka melengahkan mandi hadas ni. Same goes to junub. Kita dikelilingi syaitan! Don’t prepare breakfast dalam keadaan junub! Bahaya!
3. Lebihkan zikir.
Ayatul Kursi - mengiringi tiap waktu solat fardhu
Surah Al Baqarah - baca di rumah 1 hari, 3 hari syaitan tak masuk rumah. Baca sebagai wirid harian ayat 285 yang bermula dari “Aamanarasul. …”
Doa Rasulullah untuk tiap perbuatan seperti doa masuk tandas, keluar tandas, menghadap cermin, doa makan ect.
Note! : “Arasy” atau tempat syaitan rehat is the lubang najis. Jangan duduk lama di situ. Dah habis ‘bisnes’ keluar la.. ubah tabiat suka baca suratkhabar or majalah dalam jamban! Also, do not sing in tandas! Jin can also attack thru mirror. Oleh itu protect yourself by reciting the doa menghadap cermin.
Ayatul Kursi - mengiringi tiap waktu solat fardhu
Surah Al Baqarah - baca di rumah 1 hari, 3 hari syaitan tak masuk rumah. Baca sebagai wirid harian ayat 285 yang bermula dari “Aamanarasul. …”
Doa Rasulullah untuk tiap perbuatan seperti doa masuk tandas, keluar tandas, menghadap cermin, doa makan ect.
Note! : “Arasy” atau tempat syaitan rehat is the lubang najis. Jangan duduk lama di situ. Dah habis ‘bisnes’ keluar la.. ubah tabiat suka baca suratkhabar or majalah dalam jamban! Also, do not sing in tandas! Jin can also attack thru mirror. Oleh itu protect yourself by reciting the doa menghadap cermin.
4. Jangan bagi anak-anak keluar waktu maghrib. Jin
dan syaitan byk di taman-taman, halaman rumah, padang . So, always know where
your kids are bila masuk waktu maghrib. Kita suka buang sampah waktu maghrib.
Time to change!
5. Seelok-eloknya ada tamar di rumah, especially tamar dari Mekah or Madinah. Jin dan syaitan
tak suka tamar dari Mekah dan Madinah. Makan 7 biji tamar Ajwa atau tamar dari Madinah tiap pagi.
6. Tiap malam sebelum tidur dan tiap pagi baca 3 Qul, tiup ke tangan dan sapu
seluruh tubuh. Boleh baca dan niatkan sebagai zikir bila datang haid.
7. Sebaik-baiknya usaha untuk mencari tempat sihir dan buangnya. Ayat khas
untuk mencari tempat sihir - surah Al-Kauthar.
8. Muhasabah diri, bertaubat dan banyak beristighfar. Gangguan might be from
your own doings.
Mencegah dan Berubat Orang kena Sihir
Mencegah dan Berubat Orang kena Sihir
1. Letakkan tangan di tempat yang sakit di tubuh dan baca:
Bismillaahi (3x)
A ‘uudzu bi ‘iizzatillaahi waqudrotihi min syarrimaa ajidu wa uhaadziru
Ertinya: Dengan menyebut nama Allah. Saya berlindung dengan kekuasaan Allah dan ketentuanNya dari kejahatan sakit yang saya rasakan dan saya khuatirkan.
Bismillaahi (3x)
A ‘uudzu bi ‘iizzatillaahi waqudrotihi min syarrimaa ajidu wa uhaadziru
Ertinya: Dengan menyebut nama Allah. Saya berlindung dengan kekuasaan Allah dan ketentuanNya dari kejahatan sakit yang saya rasakan dan saya khuatirkan.
2. Bacalah ayat di atas 7 kali.
3. Kemudian baca doa: ”Allahumma robbannaasi adzhibil baksa. Isyfi
antasysyaafii laasyaifaa-aillaa syifaa uka. Syifaa-an laa yughaadiru saqomaa”
Ertinya: Ya Allah, Tuhan manusia, lenyapkankanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau jualah Tuhan yang menyembuhkan penyakit yang tiada kesembuhan mel ain kan kesembuhanMu. Dengan kesembuhan yang tiada ditambah penyakit lagi.
Ertinya: Ya Allah, Tuhan manusia, lenyapkankanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau jualah Tuhan yang menyembuhkan penyakit yang tiada kesembuhan mel ain kan kesembuhanMu. Dengan kesembuhan yang tiada ditambah penyakit lagi.
Merawat Orang yang Kena Sihir
1. Ambil 7 helai daun bidara (daun ini diguna buat mandi mayat- jin takut daun bidara!), dan ditumbuk atau digiling is most prefered. It is a symbolic action to hancurkan perbuatan jin. Sambil giling daun-daun bidara ini, baca:
Ayatul Kursi
Al-Kafirun ( Qulya ayyuhal kafiruun..)
Qul ~ Ahad
Qul ~ Falaq
Qul ~ Naas
Surah Yunus ayat 81
Surah A’Raf ayat 120-121
(diambil dr email pakbelang-Nurfazedah/18.01.12/6.27pm)
Sunday, 15 January 2012
CIRI CIRI AQIDAH YANG SAH
“Katakanlah
(wahai Muhammad) “Hai orang orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa
yang kamu sembah.Dan kamu tidak akan mahu menyembah (Allah) yang aku
sembah.Dan aku tidak akan beribadat secara kamu beribadat.Dan kamu pula
tidak mahu beribadat secara aku beribadat.Bagi kamu agama kamu.Dan
bagiku agamaku”. (Surah al Kafirun ayat 1- 6)
“Sampaikan
secara berterus terang akan apa yang diperintahkan kepadamu (wahai
Muhammad) dan janganlah engkau hiraukan bantahan dan tentangan kaum
kafir Musyrik itu”. (Surah al- Hijr ayat 94)
Firman
Allah Taala ini adalah menjadi dalil bahawa aqidah yang sahih tidak
bertolak ansur dalam menanamkan keimanan dan tauhid ke dalam hati
seseorang manusia.dan tidak memperdulikan sebarang usaha daripada orang
orang yang tidak bertanggungjawab yang cuba hendak memesongkan aqidah
dan keimanan seseorang.
CIRI CIRI AQIDAH YANG SAHIH ITU IALAH:
- Percaya kepada Allah, malaikat, malaikat Nya, rasul rasulNya, kitab kitab Nya, hari akhirat, qadha’ dan qadar yang menjadi rukun iman.
- Aqidah yang berlandaskan dalil dalil syariah dari al Quran dan al Sunnah yang menjadi asas agama Islam.
- Amal ibadat seseorang itu hanya sah dan terima Allah adalah ibadat yang terbit dan datang dari aqidah yang sahih.
- Amal ibadat yang bukan terbit dari aqidah yang sahih adalah sia sia sahaja, iaitu tidak mendapat apa apa balasan daripada Allah.
- Ciri ciri aqidah yang sahih ialah mentauhidkan Allah, iaitu mengiktikadkan dengan iktikad yang pasti dan tetap, Allah Taala itu Maha Esa dan tidak ada yang berhak disembah selain daripada Allah.
- Sesuatu amalan dan ibadat yang diterima Allah ialah amalan dan ibadat yang dikerjakan semata mata kerana Allah secara khudhu, rughbah,ruhbah,hunnulillah,tazallul, dan ikhlas.
- Ciri ciri aqidah yang sahih juga tidak bertolak ansur dalam penghayatan aqidah yang berlandaskan al Quran dan al Sunnah supaya orang orang yang beriman dan Islam tetap di atas dasar tauhid.
- Sikap tidak bertolak ansur dalam penghayatan aqidah yang sahih merupakan suatu ketegasan dalam mempertahankan agama Islam dan aqidah sahih itu.
- Rasulullah SAW dengan kekuatan aqidahnya secara berterus terang dan berani menentang dan menolak cadangan kafir Quraisy dan kaum Musyrikin yang mengajak Baginda menyembah berhala mereka.
- Aqidah yang sahih adalah aqidah yang berlandaskan “al Quran dan al Sunnah” uang diistilahkan “aqidah ahli al sunnah wal jamaah” iaitu iktikad yang mengikut iktikad Nabi Muhammad SAW dan kumpulan orang ramai.
(diambil dr group pak belang/15.01.12/6.46pm)
Dadah KEKAL
Menurut laporan Polis seorang wanita telah dirogol
oleh 5 lelaki disebuah kelab malam di Singapura pada malam Sabtu sebelum
ditinggalkan.Wanita tersebut tidak berupaya untuk mengingati kejadian
malam tersebut, namun ujian mengesahkan bahawa beliau telah dirogol
berulang kali dengan kesan rohypnol di dalam darahnya dan progestrex,
sejenis pil “mencuci” yang kecil.
Dadah tersebut kini digunakan
oleh perogol-perogol dan kemudian “mencuci” mereka. Progesterex
dibekalkan kepada para Doktor haiwan untuk “mencuci” haiwan besar.
Khabarnya Progesterex digunakan bersama Rohypnol, sebagai dadah “Dating” dan rogol.
Apa
yang mereka perlu lakukan ialah menitiskan Rohypnol ke dalam minuman si
gadis, mangsa tersebut tidak akan ingat apa-apa pun esok paginya, apa
yang berlaku kepadanya sepanjang malam tersebut.
Progesterex amat
senang larut dalam minuman, akan “mencuci” agar simangsa tidak akan
mengandung akibat dari perkosaan tersebut dan siperogol tidak bimbang
untuk perlu menjalani ujian air mani dan DNA kemudian.
Kesan dadah ini adalah K*E*K*A*L terhadap si mangsa.
Prodesterex asalnya adalah untuk memandulkan kuda.
Mana-mana wanita yang mengambilnya tidak akan mengandung sampai bila2.
Si
durjana boleh memperolehi dadah ini boleh mendapatkan dadah ini dari
pusat haiwan atau mana-mana universiti, dan ia diramalkan akan digunakan
dengan berleluasa di kampus-kampus.
Tolong edarkan maklumat ini kepada semua yang anda kenali, terutama teman wanita dan gadis remaja.
Berwaspada
apabila anda keluar, jangan biarkan minuman anda terbiar tanpa dijaga
oleh orang yang tahu lebih dekat dgn anda dan jgn percaya walau kwn dan
baru kenal dgn anda tidak boleh dpercayai.- lamankongsi
(diambil dr brother Bob Irwan menerusi BBM)
Thursday, 12 January 2012
7 Kerugian mereka yang bakhil
Abu Bakar As-Siddiq berkata " Orang yang bakhil atau kedekut tidak dapat terlepas dari salah satu dari tujuh perkara berikut :
1- Ketika mati hartanya akan dihabiskan oleh pewarisnya ke jalan yang tidak diperintah oleh Allah SWT.
2- Allah SWT akan mengutus penguasa yang zalim untuk menyeksanya dan akan merampas hartanya.
3- Allah SWT akan menggerakkan dirinya untuk menghabiskan harta yang dimilikinya.
4- Allah SWT akan mencampak idea pada diri untuk membina bangunan ditempat bencana dan semua harta simpanannya akan musnah.
5- Diantara musibah yang Allah SWT akan timpakan kepadanya adalah banjir, kebakaran, kecurian dan sebagainya.
6- Allah SWT akan menimpakan kepadanya penyakit yang kronik sehingga hartanya dihabiskan untuk merawat penyakit tersebut.
7- Allah SWT akan menjadikan dirinya seorang pelupa sehingga dia lupa pada tempat yang disimpam hartanya.
Kitab Mutiara Kebijaksanaan Dalam Islam. M/S : 207.
di ambil dr peribadirasulullah | Januari 12, 2012 at 9:33 pm
Wednesday, 11 January 2012
Kejahilan meracun diri sendiri
Kejahilan meracun diri sendiri
Seorang wanita tiba-tiba mati dengan tidak disangka-sangka dengan tanda-tanda pendarahan dari telinga, hidung, mulut & mata. Selepas bedah siasat awal ia disahkan bahawa kematian disebabkan keracunan arsenik ....
Dari manakah arsenik yang datang?
Polis melancarkan siasatan secara mendalam dan meluas. Seorang profesor institusi perubatan telah dijemput untuk datang membantu menyelesaikan kes itu.
Profesor dengan berhati-hati melihat kandungan dari < h. Dalam kurang dari setengah jam, misteri itu dapat diselesaikan.
Profesor itu berkata: 'simati tidak membunuh diri atau dibunuh, beliau meninggal dunia akibat kemalangan dari kejahilan!'
Semua orang hairan, mengapa kematian akibat kemalangan dari kejahilan?
Profesor itu menjelaskan: 'arsenik dihasilkan dalam perut si mati.' Si mati yang mengamalkan pengambilan Vitamin C setiap hari, yang dengan sendirinya tidak menjadi masalah.
Masalahnya ialah bahawa dia makan sebahagian besar udang semasa makan malam. Makan udang tidak mendatangkan masalah dan tiada apa yang berlaku kepada keluarganya walaupun mereka telah sama-sama udang. Walau bagaimanapun, pada masa yang sama si mati juga mengambil vitamin C ', itulah yang mendatangkan masalah!
Penyelidik di University of Chicago di Amerika Syarikat, mendapati selepas melalui uji kaji, makanan yang seperti kekerang lembut (shell) mengandungi kepekatan yang lebih tinggi lima sebatian arsenik kalium.
Makanan itu segar dengan sendirinya tidak mempunyai kesan toksik terhadap tubuh manusia.
Walau bagaimanapun, dalam mengambil vitamin C, tindak balas kimia berlaku dan asal unsur-unsur bukan toksik berubah kepada unsur-unsur toksik.
Keracunan arsenik mempunyai peranan magma dan boleh menyebabkan kelumpuhan kepada saluran darah yang kecil. Oleh itu, orang yang mati akibat keracunan arsenik akan menunjukkan tanda-tanda pendarahan dari telinga, hidung, mulut & mata. Oleh itu sebagai langkah berjaga-jaga, JANGAN makan udang apabila mengambil vitamin C '.
Setelah membaca ini, jangan kedekut. Sila kongsi dengan rakan-rakan anda. Wallahualam
Tuesday, January 10, 2012
Seorang wanita tiba-tiba mati dengan tidak disangka-sangka dengan tanda-tanda pendarahan dari telinga, hidung, mulut & mata. Selepas bedah siasat awal ia disahkan bahawa kematian disebabkan keracunan arsenik ....
Dari manakah arsenik yang datang?
Polis melancarkan siasatan secara mendalam dan meluas. Seorang profesor institusi perubatan telah dijemput untuk datang membantu menyelesaikan kes itu.
Profesor dengan berhati-hati melihat kandungan dari < h. Dalam kurang dari setengah jam, misteri itu dapat diselesaikan.
Profesor itu berkata: 'simati tidak membunuh diri atau dibunuh, beliau meninggal dunia akibat kemalangan dari kejahilan!'
Semua orang hairan, mengapa kematian akibat kemalangan dari kejahilan?
Profesor itu menjelaskan: 'arsenik dihasilkan dalam perut si mati.' Si mati yang mengamalkan pengambilan Vitamin C setiap hari, yang dengan sendirinya tidak menjadi masalah.
Masalahnya ialah bahawa dia makan sebahagian besar udang semasa makan malam. Makan udang tidak mendatangkan masalah dan tiada apa yang berlaku kepada keluarganya walaupun mereka telah sama-sama udang. Walau bagaimanapun, pada masa yang sama si mati juga mengambil vitamin C ', itulah yang mendatangkan masalah!
Penyelidik di University of Chicago di Amerika Syarikat, mendapati selepas melalui uji kaji, makanan yang seperti kekerang lembut (shell) mengandungi kepekatan yang lebih tinggi lima sebatian arsenik kalium.
Makanan itu segar dengan sendirinya tidak mempunyai kesan toksik terhadap tubuh manusia.
Walau bagaimanapun, dalam mengambil vitamin C, tindak balas kimia berlaku dan asal unsur-unsur bukan toksik berubah kepada unsur-unsur toksik.
Keracunan arsenik mempunyai peranan magma dan boleh menyebabkan kelumpuhan kepada saluran darah yang kecil. Oleh itu, orang yang mati akibat keracunan arsenik akan menunjukkan tanda-tanda pendarahan dari telinga, hidung, mulut & mata. Oleh itu sebagai langkah berjaga-jaga, JANGAN makan udang apabila mengambil vitamin C '.
Setelah membaca ini, jangan kedekut. Sila kongsi dengan rakan-rakan anda. Wallahualam
Tuesday, January 10, 2012
10 Nasihat Imam Abu Hanifah
1- Jangan bakhil atau kedekut kerana perangai itu memalukan.
2- Jangan pula tamak dan berdusta, bahkan hendaklah sentiasa menjaga maruah.
3- Sentiasa menghormati dan meminta ampun maaf kepada guru juga pendidik.
4- Sentiasa menziarahi kubur guru dan tempat-tempat berkat.
5- Bercampur dengan orang yang tidak baik hanya untuk menyeru ke jalan Islam.
6- Jangan banyak memaki hamun dan mencela orang lain.
7- Bersegera ke masjid setiap kali mendengar laungan azan.
8- Jagalah rahsia jiran tetangga dan jangan menyebar rahsia yang diamanahkan.
9- Bencikan perkara yang hina di sisi orang berilmu.
10- Jangan banyak bercerita atau bercakap kerana ia akan menjadi pembohongan.
Majalah GenQ PP 17325/06/2012. M/S : 25.
(diambil dr Blog Peribadirasulullah/email 11.01.12/10.24pm)
Monday, 9 January 2012
Beriman dengan takdir
Setiap kali selepas solat, ada sepotong doa yang biasa dibaca yang
bermaksud “Ya Allah, hidupkanlah aku/kami di dalam iman dan matikanlah
aku/kami di dalam iman dan masukkanlah aku/kami ke Jannah bersama iman.”
Iman
adalah penting. Pengeritan iman yang telah sedia kita ketahui adalah
mempercayai kewujudan Allah yang Esa, kewujudan para malaikat sebagai
para pegawai yang melaksanakan sistem tuhan, kewujudan kitab-kitab yang
terdiri daripada firman-firman pencipta, kewujudan para Rasul sebagai
utusan dan ketua manusia yang memberi peringatan dan amaran, juga
mempercayai kewujudan Hari Kiamat, hari segala-galanya akan berakhir.
Namun, yang paling tidak dapat diterima ‘tanpa disedari’ oleh
kebanyakkan orang adalah beriman dengan Qadak dan Qadar atau takdir.
Sebagai seorang Islam bergelar Muslim, kita harus memajukan diri kita
menjadi seorang Mukmin. Perkataan Mukmin bermaksud orang yang beriman.
Untuk menjadi seorang yang beriman, prinsip yang paling asas adalah
mempercayai kesemua rukun iman yang di atas. Seterusnya mengikut garis
panduan pada surah Al-Mukminun.
BERIMAN DENGAN TAKDIR
Bukan senang untuk beriman dengan takdir. Kita mungkin berkata kita percaya, tetapi apabila datang dugaan-dugaan tertentu, ada yang akan cuba bertindak seolah-olah tidak dapat menerima ketentuan tuhan. Firman Allah s.w.t di dalam surah Hud ayat 9, “Dan demi sesungguhnya! Jika Kami rasakan manusia sesuatu pemberian rahmat dari Kami kemudian Kami tarik balik pemberian itu daripadanya, mendapati dia amat berputus asa, lagi amat tidak bersyukur.”
Bukan senang untuk beriman dengan takdir. Kita mungkin berkata kita percaya, tetapi apabila datang dugaan-dugaan tertentu, ada yang akan cuba bertindak seolah-olah tidak dapat menerima ketentuan tuhan. Firman Allah s.w.t di dalam surah Hud ayat 9, “Dan demi sesungguhnya! Jika Kami rasakan manusia sesuatu pemberian rahmat dari Kami kemudian Kami tarik balik pemberian itu daripadanya, mendapati dia amat berputus asa, lagi amat tidak bersyukur.”
Orang yang berusaha dengan niat untuk beramal akan “berasa lain”
sekiranya mereka gagal mencapai matlamat. Mereka akan sentiasa berasa
tenang walaupun didatangi kesusahan atau kesenangan. Mereka terdiri
daripada golongan yang bahagia di dunia dan sedang menanti kebahagiaan
di akhirat. Tiada satu perkara yang berlaku pada diri mereka yang dapat
menggugat ketenangan itu.
Sebaliknya, mereka yang berusaha untuk kebahagiaan dunia mungkin akan
merasa bahagia apabila matlamat tercapai. Namun sekiranya gagal, mereka
akan berasa amat dukacita. Sekiranya mereka kehilangan sesuatu, mereka
akan bermatian-matian untuk mempertahankan atau mendapatkannya semula.
Sekiranya mereka gagal mendapatkannya semula, hati mereka akan berasa
gelisah dan hidup mereka mula menderita. Lalu mereka menyalahkan orang
lain dan akhirnya menyalahkan tuhan.
Jika seseorang itu jodoh kita, dia tetap jodoh kita. Jika seseorang
itu bukan jodoh kita, dia tetap bukan jodoh kita, walaupun apa pun yang
kita lakukan, tidak ada gunanya memaksa diri mempertahankan. Dengan
menyerahkan kepada ketentuan, lazimnya tuhan akan membuka jalan-jalan
yang tidak pernah kita fikirkan.
AMAL DAN TAKDIR
Amat penting untuk kita faham, hidup ini adalah untuk beramal bukan menentukan takdir. Kita akan dihidupkan semula dan disoal tentang amalan bukan apa yang pernah kita “capai”. Kita akan ditanya tentang “what did you do ? ” bukannya ” so… what’s the outcome? “.
Amat penting untuk kita faham, hidup ini adalah untuk beramal bukan menentukan takdir. Kita akan dihidupkan semula dan disoal tentang amalan bukan apa yang pernah kita “capai”. Kita akan ditanya tentang “what did you do ? ” bukannya ” so… what’s the outcome? “.
Di dalam ayat 154 surah Ali Imran diceritakan pada zaman Nabi s.a.w
ada sesetengah orang tidak mahu ikut berperang dengan alasan takut mati,
lalu Allah s.w.t berfirman “Kalau kamu berada di rumah kamu sekalipun
nescaya keluarlah juga orang-orang yang telah ditakdirkan (oleh Allah)
akan terbunuh itu ke tempat mati masing-masing. Dan (apa yang berlaku di
medan perang Uhud itu) dijadikan oleh Allah untuk menguji apa yang ada
dalam dada kamu, dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hati kamu. ”
Jelas sekali, manusia bebas beramal. Namun “final result” adalah hak Allah s.w.t.
Jadi tak perlu susah-susah, Ali r.a. berkata, bahawa Nabi s.a.w
bersabda, “Beramallah, setiap orang akan `dipermudahkan` seperti apa
yang telah ditentukan.” Lalu beliau s.a.w membaca ayat 5-10 surah
Al-Lail.
* Orang yang memberikan apa yang ada padanya ke jalan kebaikan dan
bertaqwa (mengerjakan suruhan Allah dan meninggalkan segala
laranganNya), * Serta ia mengakui dengan yakin akan perkara yang baik *
Maka sesungguhnya Kami akan memberikannya “kemudahan” untuk mendapat
kesenangan (Syurga).
* Sebaliknya: orang yang bakhil (daripada berbuat kebajikan) dan
merasa cukup dengan kekayaan dan kemewahannya * Serta ia mendustakan
perkara yang baik * Maka sesungguhnya Kami akan memberikannya
“kemudahan” untuk mendapat kesusahan dan kesengsaraan; {Riwayat Bukhari}
BUKAN USAHA TETAPI DOA
Sebuah hadith daripada Salman r.a., bahawa Nabi s.a.w telah bersabda “Tidak boleh diubah takdir kecuali doa, dan tidak ada yang boleh menambah umur kecuali perbuatan baik. †{Riwayat Tirmizi, hassan gharib}
Sebuah hadith daripada Salman r.a., bahawa Nabi s.a.w telah bersabda “Tidak boleh diubah takdir kecuali doa, dan tidak ada yang boleh menambah umur kecuali perbuatan baik. †{Riwayat Tirmizi, hassan gharib}
Allah berfirman dalam surah Ar-Ra’ad ayat 39, “Allah menghapuskan
apa jua yang dikehendakiNya dan Dia juga menetapkan apa jua yang
dikehendakiNya. (Ingatlah) pada sisiNya ada Ummu al-Kitabâ€. Firman
Allah lagi di dalam surah Mukmin ayat 60, “Berdoalah kamu kepadaKu
nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. â€
Abu Hurairah r.a juga melaporkan bahawa, “Nabi s.a.w selalu memohon
perlindungan dari suratan takdir yang buruk, dari ditimpa kecelakaan,
dari keghairahan musuh dan dari terkena bala.” {Riwayat Muslim}
Doa sahaja yang dapat mengubah takdir, bukan usaha.
ANTARA PUTUS ASA DAN BERSERAH KEPADA TAKDIR
Mempercayai takdir bukan bermaksud berputus asa. Frasa “putus asa” sepatutnya tidak wujud di dalam kamus hidup seorang mukmin. Kita tidak boleh berputus asa dalam mengharapkan rahmat Allah.
Mempercayai takdir bukan bermaksud berputus asa. Frasa “putus asa” sepatutnya tidak wujud di dalam kamus hidup seorang mukmin. Kita tidak boleh berputus asa dalam mengharapkan rahmat Allah.
Semasa
peperangan di Thaif, umat Islam telah mengepung kota Thaif. Ibnu Ishaq
meriwayatkan Thaif telah dikepung selama 17 malam dan diserang dengan
manjanik (senjata pelontar batu). Umat Islam terus menyerang dan
menyerang namun tetap gagal. Lalu Nabi s.a.w bertindak untuk mengundur
sahaja.
Abdullah bin Amru r.a melaporkan bahawa, Rasulullah s.a.w telah
mengepung penduduk Thaif tetapi tidak mendapat apa-apa hasil dari
pengepungannya tersebut. Seterusnya baginda bersabda: Insya Allah kita
akan kembali ke Madinah. Para sahabat membantah: Mengapa kita harus
kembali? Kita belum dapat menaklukinya. Rasulullah s.a.w bersabda kepada
mereka: Pergilah kamu berperang. Mereka pun mencubanya sehingga mereka
mendapat kecederaan. Lalu Rasulullah s.a.w bersabda lagi: Besok kita
akan kembali. Para sahabat hairan dengan sabda baginda. Sementara itu
Rasulullah s.a.w hanya tersenyum. {Riwayat Muslim}
Itu adalah contoh perbezaan antara putus asa dan menerima
ketentuanNya. Adakah nabi s.a.w berputus asa ? Atau beliau tunduk dengan
takdir ?
KESIMPULANNYA
Perbanyakkan doa untuk kebaikkan. Sebarang usaha perlu dijalankan dengan kaedah yang betul. Ada sesetengah orang yang ditinggalkan kekasih atau suami lalu cuba mendapatkan semula dengan kaedah mengumpat, memfitnah dan memburukkan orang lain.
Perbanyakkan doa untuk kebaikkan. Sebarang usaha perlu dijalankan dengan kaedah yang betul. Ada sesetengah orang yang ditinggalkan kekasih atau suami lalu cuba mendapatkan semula dengan kaedah mengumpat, memfitnah dan memburukkan orang lain.
Sebaliknya, sekiranya mereka berhenti seketika untuk berdoa dan
bermuhasabah diri serta menerima ketentuannya, lebih banyak manfaat
dapat diperolehi. Salah satu daripadanya adalah ketenangan, selanjutnya
adalah iman.
Thursday, 5 January 2012
Afdhalnya Jilbab (Jubah) WanitaAfdhalnya Jilbab (Jubah) Wanita: Seruan dari Al Quran Dan As Sunnah
Masalah pakaian
termasuk dalam masalah yang tauqifiyah, iaitu harus sesuai dengan
perintah syara’ tanpa ada illat (alasan ditetapkannya). Jadi mode pakaian seorang muslimah harus sesuai dengan hukum syara’
baik yang ada di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah. Oleh karena itu, mode busana muslimah harus memerhatikan batasan
aurat, batasan mahram serta batasan tempat dimana perempuan itu berada
(kehidupan khusus di dalam rumah atau kehidupan
umum).
Dalam kehidupan umum,
mode busana muslimah yang tercantum dalam Al Qur’an adalah gabungan antara
pakaian bahagian atas iaitu tudung (hijab) (QS An Nuur: 31) dan pakaian bahagian
bawah yaitu jilbab (jubah) (QS Al Ahzab: 59).
Busana muslimah harus menutupi seluruh aurat wanita. Imam Abu Dawud meriwayatkan hadith yang bersumber dari penuturan Qatadah, bahawa Nabi saw bersabda: “Jika seorang anak perempuan telah mencapai balligh (sudah haidh), tidak patut terlihat dari dirinya selain wajah dan kedua telapak tangannya (sampai pergelangan tangannya)”.
Busana muslimah harus menutupi seluruh aurat wanita. Imam Abu Dawud meriwayatkan hadith yang bersumber dari penuturan Qatadah, bahawa Nabi saw bersabda: “Jika seorang anak perempuan telah mencapai balligh (sudah haidh), tidak patut terlihat dari dirinya selain wajah dan kedua telapak tangannya (sampai pergelangan tangannya)”.
Batasan
Tudung
1.Tidak boleh
nipis.
Imam Malik
meriwayatkan hadith dari Al Qomah dari ibunya yang berkata: “Hafshah binti Abdurrohman pernah datang kepada ‘Aisyah dengan
mengenakan tudung yang nipis, maka ‘Aisyah mengoyaknya lalu menggantinya dengan
tudung yang tebal”.
Bila nipis, maka harus diberi lapisan tebal dibawahnya. Diriwayatkan dari Dihya bin Khalifah lalu Al Kalbi ra yang berkata: Pernah Rasulullah saw diberi beberapa helai kain qibthi lalu beliau memberikan sehelai kepadaku. Beliau bersabda: “Koyaklah menjadi 2 lembar, lalu potong salah satu diantaranya menjadi baju. Bakinya berikan kepada isterimu untuk tudungnya”. Sewaktu Dihya pergi beliau saw bersabda: “Suruhlah isterimu membuat rangkapan kain tebal di bawah tudung itu agar tidak tampak warna kulitnya (kalau hanya kain qibthi yang tipis).
Bila nipis, maka harus diberi lapisan tebal dibawahnya. Diriwayatkan dari Dihya bin Khalifah lalu Al Kalbi ra yang berkata: Pernah Rasulullah saw diberi beberapa helai kain qibthi lalu beliau memberikan sehelai kepadaku. Beliau bersabda: “Koyaklah menjadi 2 lembar, lalu potong salah satu diantaranya menjadi baju. Bakinya berikan kepada isterimu untuk tudungnya”. Sewaktu Dihya pergi beliau saw bersabda: “Suruhlah isterimu membuat rangkapan kain tebal di bawah tudung itu agar tidak tampak warna kulitnya (kalau hanya kain qibthi yang tipis).
2. Menutupi juyuub
(dada)
Batas minimal panjang
tudung adalah menutupi juyuub. Juyuub bentuk jama’ dari jayb
(kerah pakaian yang terlipat dan terbuka disekitar leher dan di atas dada pada
pakaian). Panjangnya kira-kira 3 lubang kancing baju, sehingga pakaian bisa
dimasuki kepala perempuan ketika mengenakan pakaian itu. Allah
berfirman: “….Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kerudungnya di atas juyuubnya…” (QS An Nuur: 31)
Tudung harus menutupi kepala, rambut, 2 telinga, leher dan dada (juyuub). Karena perempuan yang telah mencapai balligh maka tidak boleh memperlihatkan seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya (sampai pergelangan tangannya). Beliau saw kemudian melilitkan kain tersebut dengan kedua tangannya kearah pelipis (kepalanya) hingga yang nampak hanya bagian wajahnya”.
Tudung harus menutupi kepala, rambut, 2 telinga, leher dan dada (juyuub). Karena perempuan yang telah mencapai balligh maka tidak boleh memperlihatkan seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya (sampai pergelangan tangannya). Beliau saw kemudian melilitkan kain tersebut dengan kedua tangannya kearah pelipis (kepalanya) hingga yang nampak hanya bagian wajahnya”.
Batasan Jilbab
(jubah)
Jilbab adalah pakaian
muslimah untuk keluar rumah. Allah berfirman:
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. ”. (QS Al Ahzab:
59)
1.Jilbab untuk menutupi pakaian rumah (2
lapis)
Hadits dari
Ummu ‘Athiyah yang berkata: “Rasulullah saw telah
memerintahkan kepada kami untuk keluar (menuju lapangan) pada saat Hari Raya
Idhul Fithri dan Idhul Adha, baik perempuan tua, yang sedang haid, maupun
perawan. Perempuan yang sedang haid menjauh dari kerumunan orang yang
solat, tetapi mereka menyaksikan kebaikan dan seruan yang ditujukan kepada kaum
muslim. Aku lantas berkata: “Ya Rasulullah saw,
salah seorang diantara kami tidak memiliki jilbab”. Beliau
bersabda: “Hendaklah salah seorang saudaranya
meminjamkan jilbabnya”.
Ketika Ummu
Athiyah bertanya tentang seseorang yang tidak punya jilbab, tentu perempuan itu
bukan dalam keadaan telanjang, melainkan dalam keadaan memakai pakaian yang
biasa dipakai di dalam rumah (mihnah), yang tidak boleh dipakai untuk keluar
rumah. Lapisan diluar ialah jilbab itu sendiri, manakala lapisan dalam ialah
pakaian harian di rumah.
Terdapat
riwayat dari Ibnu ‘Abbas yang menyatakan bahwa jilbab adalah kain luar yang
berfungsi untuk menutupi pakaian keseharian (di dalam rumah), yang menutupi
seluruh tubuh wanita dari atas sampai bawah (leher sampai kaki iaitu
jubah)
2.Berbentuk satu potong terusan (bukan 2
potong).
Dalam
bahasa harian, ada yang memanggilnya jubah. Allah SWT
berfirman:
“…Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka)” (QS Al Ahzab: 59). Menurut Ali Manshur Nashif dalam
kitab At Taaj Al Jaami’ Lil Ushulil fii Ahadits Ar Rasul, “jalaabibihinna” (dalam QS Al Ahzab: 59) adalah bentuk jamak dari
jilbaab yang artinya pakaian perempuan yang dipakai di luar kerudung atau baju
gamis yang berfungsi menutupi seluruh tubuh. Menurut kamus Munawir
dan Al Ma’louf, jilbab diartikan jubah.
3.Berukuran luas atau
lebar.
Al Jawhari
dari kamus Ash Shahhab menyatakan: “Jilbab adalah kain
panjang dan longgar (milhafah). Kamus Al Muhith menyatakan:
“Jilbab itu laksana terowongan (sirdab) atau lorong
(sinmar), yakni pakaian yang longgar bagi perempuan yang dapat menutupi pakaian
keseharian (pakaian rumah)”.
4. Tidak boleh transparan, menutupi warna kulit dan
menyembunyikan bentuk tubuh.
Usamah telah
memberikan kain qibthiyah (jenis kain yang tipis) untuk pakaian isterinya.
Rasulullah saw bersabda: “Suruhlah isterimu untuk
mengenakan kain pelapis (puring) lagi dibagian dalamnya, karena sesungguhnya aku
khawatir kalau sampai lekuk tubuhnya tampak (terlihat warna
kulitnya)”.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Perempuan yang mengenakan pakaian yang transparan, yang menyimpang dari hak dan mendorong suaminya menyimpang dari kebenaran, tidak akan masuk syurga, bahkan tidak dapat mencium baunya, sedang bau surga itu dapat ditemui dari jarak lima ratus tahun”.
5.Tidak boleh menjolok mata atau menarik perhatian.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Perempuan yang mengenakan pakaian yang transparan, yang menyimpang dari hak dan mendorong suaminya menyimpang dari kebenaran, tidak akan masuk syurga, bahkan tidak dapat mencium baunya, sedang bau surga itu dapat ditemui dari jarak lima ratus tahun”.
5.Tidak boleh menjolok mata atau menarik perhatian.
Rasulullah saw
bersabda: “Barangsiapa yang berpakaian untuk
berbangga-bangga (pamer), maka di hari akhir Allah akan memakaikan kepadanya
pakaian kehinaan, kemudian membakarnya
bersamanya”.
6.Tidak menyerupai pakaian orang kafir.
6.Tidak menyerupai pakaian orang kafir.
Rasulullah saw
bersabda: “Barangsiapa meniru atau menyerupai cara hidup
suatu kaum, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka”. “Barangsiapa yang
meniru cara hidup orang musyrik hingga matinya, maka dia akan dibangkitkan di
hari akhir bersama-sama mereka”.
7. Tidak menyerupai pakaian lelaki.
7. Tidak menyerupai pakaian lelaki.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw melaknat laki-laki yang memakai pakaian perempuan
dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki”.
8. Diulurkan ke bawah sampai menutupi kedua kakinya (irkha’).
8. Diulurkan ke bawah sampai menutupi kedua kakinya (irkha’).
Allah
berfirman: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab atas
diri mereka” (QS Al Ahzab: 59). Ibnu Umar menuturkan: “Rasulullah
saw bersabda: “Siapa saja yang mengulurkan pakaiannya
karena sombong, Allah tidak akan memandangnya pada hari
kiamat”. Ummu Salamah bertanya: “Apa yang
harus dilakukan perempuan terhadap ujung bawah pakaiannya?” Rasulullah
menjawab: “Hendaklah diulurkan sejengkal”.
Ummu Salamah berkata lagi: “Kalau sudah begitu kedua kakinya
masih tampak?”. Rasulullah menjawab: “Hendaklah
diulurkan sehasta dan jangan ditambah”. Riwayat Imam Turmudzi
dan Imam Thabrani mengatakan: “Sesungguhnya Nabi saw
pernah mengukur satu jengkal buat Siti Fathimah dimulai dari kedua mata kakinya,
kemudian beliau bersabda: “Inilah ujung kain seorang
perempuan”.
Dalil-dalil di
atas jelas menunjukkan, pemaikaian jilbab (jubah) adalah datangnya dari nas yang
amat jelas iaitu AlQuran dan juga as sunnah. Ianya adalah mode pakaian
orang-orang mukmin, pakaian sunnah ummul mukminin dan pakaian sunnah
wanita-wanita di zaman Rasulullah saw. Ianya bukan pakaian budaya Arab yang
disangka oleh kebanyakan kita.
Andainya kita
tidak mahu mamakai jubah, pakailah pakaian yang menurut panduan syariat seperti
tidak nipis, menyembunyikan warna kulit dan bentuk tubuh, longgar dan memakai
warna dan corak baju yang tidak menarik perhatian lelaki, juga tidak boleh
menyerupai pakaian lelaki atau orang kafir.
Sumber : Suara
Islam Online (diambil dr email Pak Belang/04.01.12/11.08pm
Subscribe to:
Posts (Atom)