Monday 8 October 2012

25 Manfaat Istighfar

Dijamin yang serba tidak menentu ini ada baiknya kita menjadikan Istighfar sebagai salah satu amalan kita, untuk lebih membuat kita semangat melakukannya berikut uraian manfaat dari ber Istighfar.
1. MENGGEMBIRAKAN ALLAH
Rasulullah bersabda, "Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan ontanya yang hilang di padang pasir." (HR.Bukhari dan Muslim).
2. DICINTAI ALLAH
Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri." (QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah bersabda, "Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah. Orang yang bertaubat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa."(HR.Ibnu Majah).
3. DOSA-DOSANYA DIAMPUNI
Rasulullah bersabda, "Allah telah berkata,'Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengamouni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya)."(HR.Ibnu Majah, Tirmidzi).
Imam Qatadah berkata,"Al-Qur'an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar." (Kitab Ihya'Ulumiddin: 1/410).
4. SELAMAT DARI API NERAKA
Hudzaifah pernah berkata, "Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan ku masuk neraka'. Rasulullah bersabda,'Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam'." (HR.Nasa'i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).
5. MENDAPAT BALASAN SURGA
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal."(QS.Ali'Imran: 135-136).
6. MENGECEWAKAN SYETAN
Sesungguhnya syetan telah berkata,"Demi kemulian-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya,"Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku."(HR.Ahmad dan al-Hakim).
7. MEMBUAT SYETAN PUTUS ASA
Ali bin Abi thalib pernah didatangi oleh seseorang,"Saya telah melakukan dosa'.'Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi',kata Ali. Orang itu menjawab,'Saya telah bertaubat, tapi setelah itu saya berdosa lagi'. Ali berkata, 'Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi'. Orang itu bertanya lagi,'Sampai kapan?' Ali menjawab,'Sampai syetan berputus asa dan merasa rugi."(Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).
8. MEREDAM ADZAB
Allah berfirman,"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun."(QS.al-Anfal: 33).
9. MENGUSIR KESEDIHAN
Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka."(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
10.MELAPANGKAN KESEMPITAN
Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka,"(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
11. MELANCARKAN RIZKI
Rasulullah bersabda,"Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rizkinya karena dosa yang dilakukannya."(HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).
12. MEMBERSIHKAN HATI
Rasulullah bersabda,"Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, maka bersihlah hatinya."(HR.Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).
13. MENGANGKAT DERAJATNYA DISURGA
Rasulullah bersabda,"Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu berkata,'Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?' Allah berkata,'Karena istighfar anakmu untukmu'."(HR.Ahmad dengan sanad hasan).
14. MENGIKUTI SUNNAH RASULULLAH
Abu Hurairah berkata,"Saya telah mendengar Rasulullah bersabda,'Demi Allah, Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali'."(HR.Bukhari).
15. MENJADI SEBAIK-BAIK ORANG YANG BERSALAH
Rasulullah bersabda,"Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat."(HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).
16. BERSIFAT SEBAGAI HAMBA ALLAH YANG SEJATI
Allah berfirman,"Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo'a:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,"(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur."(QS.Ali'Imran: 15-17).
17. TERHINDAR DARI STEMPEL KEZHALIMAN
Allah berfirman,"...Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim."(QS.al-Hujurat: 11).
18. MUDAH MENDAPATKAN ANAK
Allah berfirman,"Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS.Nuh: 10-12).
19. MUDAH MENDAPATKAN AIR HUJAN
Ibnu Shabih berkata,"Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa lahannya tandus, ia berkata, 'Perbanyaklah istighfar'. Lalu ada orang lain yang mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, 'Perbanyaklah istighfar'. Lalu ada orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata,'Perbanyaklah istighfar'.(Kitab Fathul Bari: 11/98).
20. BERTAMBAH KEKUATANNYA
Allah berfirman,"Dan (dia berkata):"Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa."(QS.Hud: 52).
21. BERTAMBAH KESEJAHTERAANNYA
Allah berfirman,"Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai."(QS.Nuh: 10-12).
22. MENJADI ORANG YANG BERUNTUNG
Allah berfirman,"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."(QS.an-Nur: 31).
Aisyah berkata,"Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada setiap lembar catatan harian amal mereka."(HR.Bukhari).
23. KEBURUKANNYA DIGANTI DENGAN KEBAIKAN
Allah berfirman,"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS.al-Furqan: 70).
"Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat."(QS.Hud: 114).
24. BERCITRA SEBAGAI ORANG MUKMIN
Rasulullah bersabda,"Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin."(HR.Ahmad).
25. BERKEPRIBADIAN SEBAGAI ORANG BIJAK
Seorang ulama berkata,"Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam. Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar." (Kitab Tanbihul Ghafilin: 67).
peribadirasulullah | Oktober 7, 2012 at 9:50 pm | Categories: Tazkiyah Nufus | URL: http://wp.me/pBfvy-5Jg

Sunday 7 October 2012

Hukum menyambut hari jadi dan meniup lilin

Hukum menyambut hari jadi dan hukum meniup lilin
Maka jawabnya berdasarkan beberapa orang ulama’ kitab-kitab terbaru (ulama’-ulama’ yang lama tidak menyebut tentang perkara hari jadi ini) diantaranya seorang ulama’ besar di Universiti al-Azhar melalui kitabnya ‘yas a luu naka fiddin’ hukumnya bida’ah yang harus.

Bida’ah kerana tiada contoh yang dibuat pada zaman Nabi Muhammad S.A.W. . Harus pula kerana tiada ayat, nas atau hadis yang melarang menyambut hari jadi maka harus asalkan biarlah dengan cara yang tidak bercanggah dengan Islam.

Hukum meniup lilin ini adalah haram kerana amalan ini tiada dalam agama lain melainkan agama kristian. Barangsiapa yang mengikut satu adab yang lazim untuk sesuatu kaum sahaja maka termasuk kaum itu.

Setengah ulama’ mengatakan boleh buat kek tetapi tidak boleh tiup lilin dan bernyanyi. Sebaiknya berselawat ke atas Nabi Muhammad S.A.W. . Sesiapa yang berselawat ke atas atasku (Nabi Muhammad S.A.W. ) sekali maka Allah akan mengampunkannya sebanyak 10 kali dosa-dosanya.

Bersyukurlah kerana Allah masih memberikan kita peluang untuk hidup bukannya bergembira sedangkan semakin banyak hari jadi yang kita sambut untuk diri kita semakin tua umur kita dan semakin dekat kita dengan hari kematian kita maka patutkah kita bergembira, bertepuk tangan atau seumpamanya?






Saturday 6 October 2012

6 Larangan Rasulullah SAW


Dari Warrod dia berkata, “Muawiyah (r.a) pernah menulis kepada Al-Mughirah bin Syu'bah r.a, ‘Tulislah kepadaku tentang apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah saw’.”
“Al-Mughirah lalu menulis, ‘Rasulullah saw melarang dari perkataan;
a). Si fulan mengatakan begini dan begitu,
b). Mensia-siakan harta,
c). Banyak bertanya,
d). Tidak mahu memberi tetapi meminta,
e). Derhaka kepada kedua orang tua dan
f). Mengubur anak perempuan hidup-hidup’.” [0297] Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad. Juga terdapat dalam Muslim.
Antara Pengajaran :
1. Jangan sesekali malu menuntut ilmu. Kadangkala kita menyangka kita sudah berilmu, tetapi sebenarnya orang yang berilmu itu sentiasa dahagakan ilmu.
2. Menulis dapat menguatkan ingatan.
3. Mengenai enam larangan Rasulullah saw di atas;
a). Si fulan mengatakan begini dan begitu : Haramnya bergosip, mengumpat dan menyebarkan apa sahaja yang didengarnya tanpa mengetahui kesahihan sesuatu perkara itu. Lebih-lebih lagi orang yang menyampaikan sesuatu hadith tanpa mengetahui statusnya walaupun ia keluar dari mulut seseorang yang bergelar ustaz.
b). Mensia-siakan harta : Larangan bersikap boros dan membelanjakan kepada sesuatu yang tidak bermanfaat dan berunsur maksiat. Sekiranya harta itu disedekahkan, maka ia lebih baik.
c). Banyak bertanya : Bertanya perkara yang tidak bermanfaat atau berbaur provokasi atau menyakitkan hati seperti bertanya mengenai perkara-perkara ghaib, pertanyaan untuk melarikan diri dari hukum syariat dan sebagainya.
d). Tidak mahu memberi tetapi meminta : Orang yang tidak mahu berzakat dan bersedekah kerana terlalu bakhil malah menuntut pula sesuatu harta yang bukan haknya seperti menolak faraidh dan seumpamanya.
e). Derhaka kepada kedua orang tua : Sedia maklum.
f). Mengubur anak perempuan hidup-hidup : Larangan membunuh anak jika tidak menyukainya. Larangan ini berterusan dari zaman jahiliyyah hingga ke zaman kita ini. Jelas sejak akhir-akhir ini bukan sahaja anak perempuan, malah anak lelaki juga telah dibunuh. Mereka tidak menguburkannya, tetapi dibuang di tempat sampah, longkang, semak dan pelbagai tempat lagi. Lebih mudah lagi, ada yang mencampakkan sahaja dari dalam rumah ke luar rumah.
peribadirasulullah | Oktober 4, 2012 at 8:53 pm | Categories: Nasihat Agama | URL: http://wp.me/pBfvy-5IZ

Syafaat Mu Ya Rasulullah


Dari Usman bin Affan dari Abbas, Rasulullah bersabda, “Aku adalah orang yang paling awal dibangkitkan dari kubur pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika me
reka bangkit dari kubur, mereka akan membuang tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata, ‘Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah serta dibenarkan oleh para rasul’.”Ibnu Abbas berkata, “Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad. Malaikat Jibril akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian surga.”
Malaikat Jibril akan menyeru, “Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad?” Bumi menjawab, “Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganungku. Aku tidak tahu dimana kubur Muhammad.”
Rasulullah bersabda, “Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur.” Israfil bersuara, “Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!” Maka, kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mula terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah berdiri, beliau telah membuang tanah di atas kepala dan janggut beliau. Rasulullah melihat kanan dan kiri. Beliau dapati, tiada lagi bangunan. Beliau menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah, “Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah di tempat yang luas.” Rasulullah bertanya, “Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?” Jibril menjawab, “Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Allah.”
Rasulullah berkata, “Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!” Jibril bertanya, “Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?” Rasulullah berkata, “Bukan seperti itu pertanyaanku.” Jibril berkata, “Adakah kamu tidak melihat bendera kepujian yang terpacak di atasmu?” Rasulullah berkata, “Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?” Jibril berkata, “Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?” Rasulullah berkata, “Niscaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku.” Jibril berkata, “Tungganglah Buraq ini wahai Muhammad dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!”
Malaikat Jibril datang bersama Buraq ke arah Rasulullah. Buraq meronta-ronta, lalu Jibril berkata kepadanya, “Wahai Buraq! Adakah kamu tidak malu dengan makhluk yang paling baik dicipta oleh Allah? Sudahkah Allah perintahkan kepadamu agar mentaatinya?” Buraq menjawab, “Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku agar memasuki surga sebelum dia menunggangku. Sesungguhnya, Allah akan datang pada hari ini dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini.” Rasulullah bersabda kepada Buraq, “Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, niscaya aku memberi syafaat kepadamu.”
Setelah berpuas hati, Buraq membenarkan Rasulullah menunggangnya lalu dia melangkah. Setiap langkahan Buraq sejauh pandangan mata. Apabila Rasulullah berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih, malaikat Israfil menyeru, “Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah reput, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan Allah Yang Maha Perkasa.
Roh-roh telah diletakkan di dalam sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan roh makhluk. Setiap roh, akan didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat seperti air mani lelaki. Dengan demikian, tersusunlah tulang-tulang, urat-urat memanjang, daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebagian mereka akan kekal ke atas sebagian tubuh tanpa roh.
Allah berfirman, “Wahai Israfil! Tiup sangkakala tersebut dan hidupkan mereka dengan izin-Ku akan penghuni kubur. Sebagian mereka adalah golongan yang gembira dan suka. Sebagian dari mereka adalah golongan yang celaka dan derita.” Malaikat Israfil menjerit, “Wahai roh-roh yang telah hancur! Kembalilah kamu kepada tubuh-tubuhmu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan Allah.”
Allah berfirman, “Demi keagungan dan ketinggian-Ku! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!” Apabila roh-roh mendengar sumpah Allah, roh-roh pun keluar untuk mencari jasad mereka. Maka, kembalilah roh pada jasadnya. Bumi pula terbongkar dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya sedia, masing-masing melihat.
Rasulullah duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka berdiri seperti belalang yang berterbangan. 70 umat berdiri. Umat Rasulullah merupakan satu umat. Rasulullah berhenti memperhatikan ke arah mereka. Mereka seperti gelombang lautan. Jibril menyeru, “Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah.”
Umat-umat datang di dalam keadaan satu-satu kumpulan. Setiap kali Rasulullah berjumpa satu umat, beliau akan bertanya, “Di mana umatku?” Jibril berkata, “Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir.” Apabila nabi Isa datang, Jibril menyeru, “Tempatmu!” Maka nabi Isa dan Jibril menangis.
Rasulullah bertanya, “Mengapa kamu berdua menangis.” Jibril berkata: “Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?” Rasulullah bertanya, “Di mana umatku?” Jibril menjawab, “Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan.”
Apabila mendengar cerita demikian, Rasulullah menangis lalu bertanya, “Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?” Jibril menjawab, “Lihatlah mereka wahai Muhammad!” Apabila Rasulullah melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan selawat kepada beliau dengan apa yang telah Allah muliakannya. Mereka gembira kerana dapat bertemu dengan beliau. Rasulullah juga gembira terhadap mereka. Rasulullah bertemu umatnya yang berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru, “Wahai Muhammad!” Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka. Rasulullah berkata, “Wahai umatku.” Mereka berkumpul di sisinya. Umat-umatnya menangis.
Ketika mereka di dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Allah seruan yang menyeru, “Di mana Jibril?” Jibril berkata, “Jibril di hadapan Allah.” Allah berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi, “Di mana umat Muhammad?” Jibril berkata, “Mereka adalah sebaik umat.” Allah berfirman, “Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasih-Ku Muhammad bahwa umatnya akan datang untuk ditayangkan di hadapan-Ku.”
Malaikat Jibril kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata, “Wahai Muhammad! Umatmu telah datang untuk ditayangkan kepada Allah.” Rasulullah berpaling ke arah umatnya lalu berkata, “Sesungguhnya kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah.”
Orang-orang yang berdosa menangis karena terkejut dan takut akan azab Allah. Rasululah memimpin mereka sebagaimana pengembala memimpin ternakannya menuju di hadapan Allah. Allah berfirman, “Wahai hamba-Ku! Dengarkanlah kamu baik-baik kepada-Ku tuduhan apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan dosa!”
Hamba-hamba Allah terdiam. Allah berfirman, “Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari ini, Aku akan memuliakan siapa yang mentaati-Ku. Dan, Aku akan mengazab siapa yang durhaka terhadap-Ku. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan Jahanam!” Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka lalu berkata, “Wahai Malik! Allah telah memerintahkanmu agar membawa Jahanam.” Malik bertanya, “Apakah hari ini?” Jibril menjawab, “Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan.” Malik berkata, “Wahai Jibril! Adakah Allah telah mengumpulkan makhluk?” Jibril menjawab, “Ya!” Malik bertanya, “Di mana Muhammad dan umatnya?” Jibril berkata, “Di hadapan Allah!”
Malik bertanya lagi, “Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap kepanasan nyalaan Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka semua adalah umat yang lemah?” Jibril menjawab, “Aku tidak tahu!” Malik menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan yang menggerunkan. Neraka berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras, kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis). Air mata sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih. Anak-anak mulai beruban rambutnya. Ibu-ibu yang memikul anaknya mencampakkan mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya tidak mabuk.
Hari kiamat adalah waktu terakhir semua manusia, tidak ada lagi kesempatan untuk bertaubat, padahal Allah Maha Pengampun. Satu-satunya penolong hanyalah syafaat Rasulullah, dan syafaat itu berlaku untuk umat Rasulullah yang mengikuti sunnahnya. Oleh karena itu, marilah kita cintai dan ikuti Rasulullah mulai sekarang sebelum datangnya hari kiamat itu, jangan menganggap hari akhir itu masih lama datangnya, tidak usah menunggu tanda-tanda kiamat dahulu untuk bertaubat, karena dosa sebesar apa pun akan diampuni olah Allah mumpung hayat masih di kandung badan. Semoga kita terhindar dari keganasan malaikat Malik dan Neraka Jahannam. Amin Ya Rabb Al-'Alamin…
peribadirasulullah | Oktober 4, 2012 at 9:26 pm | Categories: UNTUK MU RASULULLAH | URL: http://wp.me/pBfvy-5J3

Monday 3 September 2012

Fadhilat Membaca dan Menghafal Al-Quran

“Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarnya.”
(Hadith riwayat Bukhari)

“Mereka yang membaca Al-Qur’an dan mahir didalamnya maka ia bersama para malaikat pencatit yang mulia. Mereka yang membaca Al-Qur’an sedangkan ia tidak lancar bacaannya dan payah baginya untuk membaca maka untuknya dua pahala.”
(Hadith riwayat Bukhari dan Muslim)

“Bacalah Al-Quran kerana sesungguhnya ia akan datang pada hari Kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.” (Hadith riwayat Muslim)

“Tiada ada hasad kecuali pada dua perkara: Orang yang Allah berikan kepadanya Al-Quran maka dia membacanya siang dan malam. Dan orang yang Allah berikan kepadanya harta maka ia menafkahkannya siang dan malam.”
(Hadith riwayat Bukhari dan Muslim)

“Sesiapa membaca sehuruf dari Al-Quran maka untuknya satu kebajikan digandakan sepuluh kali. Aku tidak berkata Alif-Lam-Mim itu satu huruf, tetapi Alif adalah satu huruf, Lam adalah satu huruf dan Mim adalah satu huruf.”
(Hadith riwayat Tarmidzi)

“Berkata Allah s.w.t.: Sesiapa yang disibukkan dengan membaca Al-Quran dan mengingati Aku daripada meminta sesuatu dari Aku, maka Aku akan memberikannya lebih baik dari apa yang diminta oleh orang lain. Dan kelebihan perkataan Allah
(Al-Quran) atas perkataan-perkataan lain adalah seperti kelebigan Allah atas makhluknya.” (Hadith riwayat Tarmidzi)


“Bacalah Al-Qurankerana Allah s.w.t tidak mengazabkan hati yang menyimpan Al-Quran. Dan sesungguhnya Al-Quran ini adalah jemputan Allah. Siapa yang mendatanginya maka ia akan merasa keamanan. Dan sesiapa yang cinta akan Al-Quran maka bergembiralah.” (Hadith riwayat Ad-Darimy)

Monday 28 May 2012

Nasihat Al-Ghazali : Aktiviti Harian.

Diantara kira-kira 100 buah buku karangan Imam Al-Ghazali Hujjatul_Islam, terdapat sebuah buku yang berjudul Bidayatul Hidayah (Permulaan Jalan Hidayah). Melalui buku ini Imam Al-Ghazali menerangkan amalan-amalan atau apakah aktiviti harian yang patut dibuat oleh setiap orang islam, pada setiap hari dan malam, sepanjang hidupnya. Mengikut ImamAl-Ghazali, inilah satu panduan atau jadual hidup harian yang lengkap, yang patut diamalkan oleh setiap orang islam. Berikut ini disalinkan nasihat Imam Al-Ghazali  mengenai aktiviti yang patut dibuat di waktu pagi, selepas solat sunat dhuha, hingga menjelang waktu gelincir matahari, iaitu masuknya waktu untuk solat fardhu Zuhur : 

Ada 4 perkara yang boleh dibuat, kata Imam Al-Ghazali,

Pertama ; yang terlebih afhdal, bahawa engkau habiskan waktumu itu dengan mencari ilmu yang bermanfaat, bukan ilmu yang sia-sia yang sangat diminati orang sekarang ini, yang mereka namakannya ilmu manfaat (padahal ia bukan ilmu yang bermanfaat). Ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang menambah takut dirimu kepada Allah, dan menambah penglihatanmu terhadap ‘aib dirimu, dan menambah makrifat dalam engkau beribadat kepada Tuhan, dan menyedikitkan kegemaranmu terhadap negeri dunia, dan menambah kegemaranmu terhadap negeri akhirat, dan membukakan pintu hatimu untuk mengenali bermacam-macam penyakit amalanmu sehingga engkau dapat menjauhinya.

Dan ilmu yang bermanfaat itu ialah ilmu yang menambah pengetahuanmu terhadap tipu helah syaitan dan penipuannya, sehingga engkau arif dengan kehalusan penipuan syaitan ketika ia menggoda ulama su’ dan berjaya menjadikan mereka sebagai sasaran kemurkaan Allah, kerana mereka telah membeli dunia dengan agama, dan menjadikan ilmu sebagai alat untuk mengambil harta sultan, memakan harta wakaf, harta anak yatim, harta orang miskin dan harta orang islam. Di sepanjang hari mereka hanya menghabiskan masa untuk mencari pangkat dan kedudukan dihati manusia. Untuk itu mereka sanggup menunjukkan segala kebolehan dihadapan orang ramai dan memperlihatkan kefasihan lidah mereka dalam berbahas dan berbincang....

Apabila engkau telah mencuba mengamalkan wirid-wirid dan ibadat (yang telah kami sebutkan) dan engkau dapati akan dirimu tidak merasakan sebarang keberatan dan tidak merasa malas melaksanakannya, bahkan nampak pada dirimu minat yang sangat mendorong engkau untuk mencari lagi ilmu yang bermanfaat, dan engkau tidak menghendaki dengan mencari ilmu itu kecuali hanya keredhaan Allah dan negeri akhirat, maka menuntut ilmu ketika itu lebih afdal daripada ibadat-ibadat sunat. Dan paling penting hendaklah engkau memastikan keikhlasan niatmu (kerana niatlah yang menentukan nilai amalanmu). Apabila niatmu tidak ikhlas maka disinilah tempat terpedayanya orang-orang yang jahil dan disini pula tempat tergelincirnya kaki orang-orang yang cerdik pandai.

Kedua; bahawa engkau tidak berkuasa menghasilkan ilmu yang bermanfaat tetapi engkau kuasa berbuat ibadat seperti berzikir, membaca Al-Quran, bertasbih dab bersolat. Maka ini adalah darjat orang yang ‘abid dan cara hidup orang yang soleh. Dengan cara ini juga engkau dapat tergolong di dalam kumpulan orang yang beruntung.

Ketiga; bahawa engkau membuat sebarang perkerjaan yang dapat memberi kebaikan kepada orang-orang islam dan dapat menggembirakan hati orang-orang yang beriman, atau engkau menolong orang yang soleh di dala m pekerjaan mereka seperti berkhidmat kepada para ulama dan ahli sufi dan ahli-ahli agama dan berulang-alik dalam menunaikan hajat mereka, atau berusaha untuk memberi makanan kepada fakir miskin, atau menziarahi orang  sakit, atau menghantar jenazah, maka semua itu lebih afdal daripada semata-mata ibadat sunat sahaja, kerana amalan yang seperti ini selain sebagai satu ibadat ia juga merupakan pertolongan kepada orang lain.

Keempat; jikalau engkau tidak dapat mebuat salah satu daripada tiga perkara yang tersebut tadi maka berusahalah untuk menunaikan hajatmu sendiri dan mencari nafkah bagi dirimu dan keluargamu, sedangkan orang ramai selamat daripada sebarang gangguanmu, dan mereka juga selamat daripada bahaya lidah dan tanganmu. Dan agamamu pula selamat, iaitu apabila engkau tidak terlibat dengan sebarang kemaksiatan. Maka dengan itu engkau kana dapat mencapai darjat Ash-habul Yamin, sekiranya engkau tidak dapat mencapai darjat As-Sabiqin.

(Imam Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, (Terj. Abu Ali Al-Banjari An-Nadwi), 2008, Wholesale-Mart Business Point S/B, Kuala Lumpur; ms.65-69)